Entri Populer

Kamis, 26 Februari 2015

Keterbatasan Laporan Keuangan



Keterbatasan Laporan Keuangan
1.      Lap. Keuangan dibuat secara periodik bersifat interim/ sementara report dan bukan laporan yang bersifat final.
Jumlah dan hal – hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat – pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
2.      Lap. Keuangan menunjukkan angka rupiah yang kelihatannya pasti dan tepat tetapi sebenarnya penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-rubah.
Laporan keuangan dibuat berdasarkan going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai – nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap  aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3.      Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan dengan nilai rupiah waktu atau tanggal lalu tanpa memperhatikan daya beli uang yang semakin menurun.
Kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga – harga.
4.      Lap. Keuangan tidak memcerminkan berbagai faktor yang tidak dapat diyatakan dengan uang tetapi mempengaruhi posisi dan keadaan perusahaan,seperti prestasi dan reputasi perusahaan.
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian – kejadian atau transaksi – transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang, sedangkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi posisi dan keadaan perusahaan yang tidak bisa dinyatakan dengan satuan uang.

Perlunya Pemeriksaan oleh Akuntan Publik
1.      Laporan keuangan adalah ringkasan transaksi keuangan sehingga datanya tidak terperinci bahkan mungkin tidak asli lagi karena sudah diolah sedemikian rupa sehingga kelihatan baik karena itu perlu pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang akuntan umum yang independent agar dapat dipercaya keasliannya.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan dapat mengurangi kesalahan – kesalahan dalam pencatatan atau kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. Seperti penggelapan aktiva atau penyalahgunaan aktiva.
2.      Laporan keuangan supaya wajar dan tidak terjadi kesalahan seharusnya dilakukan audit yang independen terutama bagi perusahaan terbuka (Tbk) atau perusahaan yang sudah go public.
Laporan keuangan merupakan salah satu faktor untuk pengambilan keputusan maka oleh sebab itu laporan keuangan harus dibuat serelavan mungkin. Untuk itu maka perlu diperiksa atau diaudit agar pemakai laporan keuangan yakin bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
Semakin banyaknya proses akuntansi dari sebuah perusahaan maka semakin besar resiko kesalahan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Sehinggan perlu diperiksa oleh audit independent agar tidak terjadi kesalahan.

Contoh Diagram Alur Data atau DAD

Contoh Diagram Alir Data / DAD ( Data Flow Diagram)
Saya akan mencoba sharing tentang cara membuat DAD. Nah berikut saya sharing contoh pembuatan DAD.

1.      Prosedur Orsder Barang
Salesman mengunjungi ke Customer untuk mengambil orderan. Lalu customer membuatkan PO untuk pemesanan. Setelah selesai lalu PO tersebut di berikan ke salesman. Setelah menerema PO  tersebut lalu salesman memberikan PO tersebut ke bagian ADM untuk di proses.
2.      Proses Pembuatan Dokumen
Berdasarkan data PO yang diterima, ADM membuatkan Faktur dan Surat Jalan rangkap 3, satu lembar di arsip oleh ADM dan 2 lembar diserahkan ke salesman.. Setelah selesai maka faktur dan surat jalan tersebut di berikan ke Salesman. Lalu salesman mengambil barang sesuai faktur dan surat jalan.
3.      Proses Pengiriman Barang
Setealah data lengkap maka salesman mengirimkan barang beserta 2 lembar faktur dan surat jalan menyerahkannya ke customer. Pada saat menerima barang, customer menandatangani Faktur dan Surat Jalan serta menyerahkan kembali satu lembar faktur dan surat jalan ke salesman. Lalu salesman mengarsip Faktur untuk penagihan piutang sedangkan Surat Jalan di serahkan Ke bagian ADM.
4.      Pada saat masuk jatuh tempo, Salesman menagih piutang berdasarkan Faktur yang telah di tanda tangani oleh customer. Setelah Customer menerima Faktur tersebut, customer membuatkan Giro serta memberikannnya ke salesman. Setalah salesman menerima Giro tersebut, lalu salesman memberikannya ke bagian ADM. Setelah menerima Giro ADM menyetorkannya ke kasir untuk penutupan piutang dan Kasir memberikan Bukti Terima Giro/kas kepada ADM.
5.      Proses Jurnal
Berdasarkan bukti data penjualan dan bukti – bukti transaksi ADM membuatkan Jurnal yang di input ke dalam File Jurnal.
6.      Laporan
Pada Tiap hari dan bulan ADM membuatkan Laporan yang terdiri dari Laporan Penjualan, Laporan Piutang dan Laporan Jurnal dan diserahkan ke Manager cabang.

Diagram Nol